
Puan sedang Rapat Paripurna
Ketua DPR, Puan Maharani, pagi itu berdiri tegap di ruang sidang. Ia membidik harapan bangsa dan menyampaikan satu permintaan penting kepada Presiden. Puan memohon izin—Puan Izin—agar DPR bisa melayangkan teguran politik secara terbuka kepada menteri yang gagal menjalankan visi dan misi negara.
Dengan penuh rasa hormat, ia meminta, “Izinkanlah kami menyampaikan teguran politik secara terbuka, konstruktif, dan konstitusional,” dalam setiap rapat alat kelengkapan dewan. Ia menegaskan bahwa ini bukan hanya soal pengawasan formal, melainkan kontrol nyata agar visi Asta Cita Presiden tidak tersesat.
Baca juga: Perdana Menteri Thailand Terpojok Usai Rekaman Telepon Bocor dengan Hun Sen

Teguran itu Nyata, Bukan Formalitas Biasa
Puan mengurai bahwa DPR berkomitmen menjalankan pengawasan melalui mekanisme checks and balances yang sehat. Ia menegaskan bahwa DPR bukan lembaga yang diam saja ketika pembantunya tidak menunjukkan kinerja sesuai harapan. Teguran itu jadi bagian dari tanggung jawab kepada rakyat agar kesejahteraan dan keadilan sosial dapat tercapai.
Teguran Itu Bagai Penegur Lembut di Bahu Para Menteri
Puan mengibaratkan teguran sebagai “tepukan di pundak” yang mengingatkan para menteri agar tetap berada di koridor kebijakan presiden. Teguran itu hadir sebagai pengingat—agar mereka senantiasa mawas diri, tak tersasar dari jalur visi nasional yang telah disusun.
Baca juga: Perdana Menteri Perancis Melangkah dari Kursi: Saat Kepercayaan Hancur
Saat Puan Izin Menjadi Simbol Demokrasi Hidup
Momen ketika Puan Izin kepada Presiden Prabowo bukan sekadar formalitas. Ia mencerminkan kedewasaan DPR sebagai lembaga yang mau mengawasi tanpa menggoyang stabilitas pemerintahan. Teguran itu disiapkan untuk membangun kinerja yang konsisten, bukan menimbulkan kegaduhan.

Akhir yang Hangat dan Mendorong Reformasi
Kini publik menantikan bagaimana sikap DPR ini akan melecut semangat kerja para menteri. Kinerja buruk tidak akan berlalu begitu saja. DPR ingin memastikan setiap pembantu Presiden sadar bahwa mereka bekerja untuk membangun masa depan bangsa, bukan sekadar mengejar panggung politik.